Holaaa! Finally aku bisa nyentuh blog lagi setelah ditinggal hiatus
gegara UKK. Oke, I bring you an amazing
story!
Salah satu bestie-ku, Adissa Denaya Dano a.k.a Adissa tuh ultah 15 Juni
kemaren. Ternyata, bundanya nelepon pihak sekolah untuk membantu membuat
jebakan buat Adissa. Jadi, anak-anak kelas 7Amazing, kelasku tercinta, diminta
untuk bantu-bantu juga. Bantu apaan? Ya bantu akting pura-pura gatau apa yang
terjadi.
Jadi, skenarionya itu, Pak Narto, guru Matematika paling baik yang pernah kukenal tapi nilaiku gapernah di atas 90 (yaampun, buka kartu, nih. Aulia cian banget gapernah dapet seratus, HAHAHA. Eh, pernah deng. Pas semester satu, bab bilangan bulat, MUAHAHAHA. Oke, abaikan), manggil Adissa ke kantor karena dia harus remedial. KKM Matematika itu 70 dan nilainya di bawah 50. Unexpected plan, sih. Aku diseret Adissa dengan sadis supaya nemenin dia pergi ke kantor.
Jadi, nyampe kantor, Adissa diceramahin macem-macem. Dan bukan cuma nilai
Math Adissa yang gak tuntas, tapi juga IPA dan Bahasa Inggris.
Baca itu baik-baik! BAHASA INGGRIS! GILA!
Aku cuma cengo, gak nyangka kalo rencana penjebakannya sampai sesadis
ini. Adissa yang selalu dapat nilai 100 di tiap pertemuan mapel Bahasa Inggris
nilainya gak tuntas?!
Adissa mewek di tempat. Tapi dia enggak menangisi Matematika dan IPA,
melainkan karena Bahasa Inggrisnya yang kata Pak Narto gak tuntas. Pak Narto hebat
banget, tau di mana kelemahan Adissa. Adissa itu bisa down banget kalo dibilangin Bahasa Inggrisnya rendah. Yaiyalah, Bo,
Bahasa Inggris mah, gak ada sulit-sulitnya.
Dan perbincangan selanjutnya adalah, Adissa terancam gabisa naik kelas
karena ada 3 matpel yang gak tuntas. Dan yang bikin shock itu ya karena Adissa anak kelas A. Di mana-mana juga kelas A
kan kelas unggulan—tempat anak-anak berkacamata yang majalah favoritnya adalah
buku Fisika tebel dan tontonannya adalah kartun edukasi— berkumpul.
Adissa pamit sama Pak Narto dan sepanjang perjalanan balik ke kelas,
dia mewek gaberhenti-berhenti. Mana nyampe kelas pake ada acara banting kursi,
lagi. Yusri, cowok paling pendek di kelas lari-lari ke Axel dan Aldo yang lagi
anteng internetan menggunakan laptop Weda. Akumah langsung gabung sama mereka
berdua karena kayaknya yang dicari di internet itu asyik banget. Dan ternyata
Axel dan Aldo membuka fanpage kelas
7A di fb. Sampulnya kece, Bo, aku nampang di situ, hehehe.
“Heh, si Adissa kenapa, tuh? Dia kok, banting kursi sambil nangis?”
tanya Yusri pelan.
“Halah, dia itu lagi dikerjain. Hari ini, ‘kan, dia ulang tahun,” jawab
Aldo cuek. Matanya nyalang ngeliatin layar laptop, sibuk natap sampul fanpage itu.
Yusri manggut-manggut doang, mengerti. Gak lama kemudian, Adissa
nyariin aku dan bilang dia lagi pengen silet.
“Buat apaan, sih, nyari silet?” tanyaku.
“Mending aku bunuh diri kalo aku gabisa naik kelas,” jawab Adissa
dengan nada suara datar. Baca itu baik-baik. Bunuh diri! Gila!
“Heh, jangan ngomong gitu, ah, Dis. Orang bunuh diri itu jaminannya
neraka, loh. Mau masuk neraka, kamu?” aku menasihatinya sambil senyum, hampir
ketawa.
“Iyadeh. Bener juga. Yaudah, aku gak jadi bunuh diri,” sahut Adissa
santai.
**
Sekitar jam sembilan, Adissa dipanggil lagi ke kantor di mejanya Pak
Narto. Aku yang nganter diusir (duh, kata-katanya sadis, haha) Pak Narto,
disuruh keluar. Begitu urusan Adissa selese, dia cerita sama aku kalo Pak Narto
minta nomor HP bundanya. Katanya sih, ortunya Adissa mau ditelepon, diajak
bicara soal nilai Adissa. Padahal mah, ortunya udah janji mau dateng jam
sepuluh.
Finally, jam sepuluh dua mobil berhenti di depan sekolah. Gerbang langsung
dibuka dan beberapa om-om masuk sambil memanggul kardus-kardus besar. Ternyata,
itu adalah makanan yang mau dibagiin sama anak-anak 7A. Wih, bingkisannya kece.
Satu anak dapat satu porsi ayam mini KFC. Padahal, di tempat tinggalku gaada KFC,
loh. Kayaknya, ayam-ayam itu dipesan dari Tarakan dan dikirim via pesawat.
Malinau-Tarakan, mah, cuma 15 menit doang.
Dan saat itulah I’m realizing
that how rich Adissa’s parents are, HAHAHA. Satu porsi ayam mini KFC, satu
bingkisan yang isinya macem-macem snack,
dan satu buah kue blackforest gede
yang di atasnya ada tulisan ‘HAPPY BIRTHDAY, ADISSA’ adalah bingkisan buat
anak-anak 7A. Kardus-kardus yang isinya adalah barang-barang yang kusebutin
tadi dibawa masuk ke kelas. Adissa enggak tau ini semua karena dia dan kedua
ortunya ada di kantor. Adissa pasti panas-dingin, tuh, hehe.
Sampe setelah semuanya selesai, beberapa ibu-ibu masuk dan duduk
bersama kami. Hm, kutebak sih, mereka semua adalah teman-teman bunda Adissa.
Ayahnya Adissa itu tentara dengan pangkat tertinggi di Malinau. So, mereka mungkin diundang. Dan
kado-kadonya gede-gede, Bo, bikin iri dan penasaran, “Apa sih, isinya?” wkwkwk
...
Kepala Pak Narto keliatan di jendela. Kelas langsung senyap. Begitu Pak
Narto membuka pintu, kepala Adissa nyempil dan keliatan kaget dengan keadaan
kelas. Dia langsung meluk bundanya sambil nangis uhuk-uhuk dan itu bikin orang
satu kelas ketawa. Kami spontan nyanyiin lagu happy birthday dan PESTA DIMULAI!
Bu Riza— sebagai guru yang dimintai tolong sama bunda Adissa— bertindak
sebagai MC acara. Dia minta ada orang yang ngewakilin anak-anak 7A untuk
nyampein harapan-harapan buat Adissa kedepannya.
“NAH, KEFAS! AYO BERDIRI! PIDATO, PIDATO!” Anak-anak 7A kompak banget
nyuruh Kefas, hahaha. Bukan tanpa alasan, sih. Semua udah tau kalo Kefas suka
sama Adissa dan kami paham kalo saat ini bener-bener pas buat si Kefas, HAHAHA.
Bu Riza yang juga guru BK, tempat curhat orang satu sekolah, tau apa
yang terjadi dan beliau cuma ketawa. Kefas cuma nunduk dan Adissa nepok jidat,
nampak panik dengan keadaan, atau mungkin sama kata-kata yang bakal dilontarin
Kefas. Udah satu menit terbuang dan nampaknya Bu Riza paham apa yang dirasain
Kefas, sehingga dia meminta Axel sebagai Kepala Suku a.k.a ketua kelas untuk
menyampaikan sambutan.
“Harapan saya buat Adissa adalah semoga makin patuh sama orangtua, blablabla ...”
Maaf ya, sambutannya Axel galengkap, aku lupa, hehehe.
And then, aku disuruh menyampaikan sambutan karena aku adalah sahabat terdekatnya
Adissa. Gila, gue gak bisa pidato! :(
“Harapan saya buat Adissa adalah ...” Pokoknya, sambutanku gak beda
jauh sama Axel. Selanjutnya, Novia juga dimintai sambutan karena dia adalah
teman sebangkunya Adissa. Setelah acara harapan dan doa selesai, Adissa niup
lilin dibarengi nyanyian ‘Tiup Lilin’. Setelah itu, Adissa nganterin orang
sekelas dengan sepotong kue dan ketika dia nyampe di kursinya Kefas, anak
sekelas kompak bersuit-suit =))
Selanjutnya, kami ngelemparin tepung, hahaha. Meski aku bukan yang
ultah, tapi aku kecipratan juga. Anak-anak cowok masih duduk anteng sama ayam
mereka sambil ngobrol-ngobrol, sedangkan anak-anak cewek udah pada putih semua.
“Eh, lemparin anak-anak cowok, yuk,” ajakku kepada Adissa yang paling
putih di antara kami semua. Dia juga udah kayak nenek-nenek karena rambutnya
beruban, hahahah.
“Ayo!” Adissa semangat.
Axel, Aldo, Deevryan, Tata udah pada ngacir begitu aku sama Adissa
ngejar mereka. Josua yang masih sibuk sama ayamnya juga gak kalah panik.
“Tunggu! TUNGGU BENTAR! AKU NYELAMETIN AYAMKU DULU!” seru Josua sambil
memasukkan kotak berisi paket ayam mininya ke dalam tas dan mengikuti langkah
sahabat-sahabatnya.
Dan sekarang, Aldo sendirian yang masih gak kena tepung. Teman-temannya
ngacir ke WC dan ke depan sekolah di mana tempat sebuah profil tank berdiri keukeuh untuk mencuci badan. Aldo udah
terpojok. Di belakang dan samping kirinya adalah tembok dan samping kanan
adalah kursi. Dengan leluasa, aku dan Adissa melumuri badannya dengan tepung.
Dan yang paling penting, sambil berjinjit karena Aldo lebih tinggi satu
sentimeter dariku, aku langsung naburin tepung ke kepalanya.
“
Aduh!” jeritnya sambil mengibas-ngibaskan rambutnya yang kena tepung.
Aku dan Adissa ketawa puas.
“Pulang-pulang, Aldo langsung ada kutunya, tuh, hahaha,” ledekku.
“Hahaha. Bener banget,” sahut Adissa seraya memberikan jempol kepadaku.
Setelah acara lempar tepung selesai, saatnya photo session! Lucu juga ngebayanginnya, soalnya yang dibersihin
cuma muka, sedangkan baju masih pada celemotan tepung. But, whatever! Justru itu yang bikin momen ini gabakal terlupakan.
Maaf gabisa ngasih foto-foto di photo
session karena bahkan aku sendiri belum dikasih, hehe.
Last but not least, HAPPY
BIRTHDAY ADISSA! WYATB, DEAR ({})