Tuesday 17 December 2013

Suatu Hari Nanti

Kautinggalkan gadis itu, yang sampai sekarang masih menunggu
Takkah kau tahu, ia menggugu?
Kalimatmu manis, manis sekali seperti madu
Tapi kenapa kini kau hilang? Setelah sebelumnya kauberi ia kenangan?
Setelah kautemani ia dalam sunyi
Setelah kaubuat ia tertawa
Setelah semua gurauan yang kaubuat. Hanya untuknya. Untuknya saja.

Apa kautahu bahwa satu-satunya tempat gadis itu mengadu hanyalah secarik kertas dan sebatang pensil? Ia tulis semuanya di sana. Keluhnya. Kesahnya. Cintanya. Rindunya. Perasaannya. Benar-benar semuanya.

Sore itu, kulihat ia termangu
Diam, memandangi jendela.
Bumi sedang menangis, kuharap matanya juga tak dibasahi air.
Cukup sudah aku tahu ia menangis.
Menangisi pemuda yang tak pernah acuhkan perasaannya.

Kudekati gadis itu, lalu aku tanya, "Kamu tidak apa-apa?"
Gadis itu tersenyum, manis. Manis sekali.
"Aku tahu, suatu hari nanti, akan ada orang yang akan jadi milikku sendiri. Ya kan?"

Kau tahu, pemuda brengsek? Ia buat aku terkesiap
Siapa yang sudah ajari dia kata-kata itu? Bahkan umurnya baru menjauhi satu dasawarsa!

"Ya. Akan ada pemuda yang akan jadi milikmu sendiri. Nanti. Yang sabar, ya, Gadis Kecil."

Gadis itu berdiri, ia tersenyum.
"Akan ada, pemuda yang menjadi milikku sendiri. Tanpa harus aku menangis untuk mendapatkannya. Tanpa harus aku meminta, ia sudah sediakan tempat khusus untukku, di hatinya."

Luka itu kembali merayapi hatiku.
Gadis sekecil ini, sudah bisa merasakan pedihnya cinta? Malang. Ia malang sekali.

"Kak?"

"Eh, iya. Ada apa?"

"Akan kubuat mereka yang sudah menyakitiku menyesal! Kau tahu? Aku sedang membuat cerita. Mereka, ada di sana. Sebagai para tokohnya. Mereka kubuat jahat, jahat sekali. Akhir kisahnya adalah, mereka menderita. Salah kalau para pemuda itu langsung pergi, tanpa ada basa-basi."

Aku tersenyum pedih menatap gadis di hadapanku. Cinta, jelas-jelas mengkhianatinya. Ia kembali meracau. Tapi ucapannya jelas, bukan klise.

"Jangan pernah sakiti para gadis pecinta sastra. Atau kau akan ditulis dan dikenang sebagai penjahat di dalam karyanya."

Aku tersenyum lebar sekali. Kuharap kau membaca ini, pemuda brengsek.
Jangan pernah sakiti para gadis pecinta sastra, atau kau akan ditulis dan dikenang sebagai penjahat dalam karyanya!
**
Gadis itu, aku. Kalau kau ingin tahu.

Aulia Azizah
17 Desember 2013. 21:50 pm.
Malam yang makin pekat, tapi aku tak berhenti menenun rindu.
Untuk pemuda manakah, kubiarkan kau mencari tahu.

 

Sunday 24 November 2013

Update lagi

Hai, post terakhir di sini itu Agustus ya? Sekarang udah November, akhir pula. Apakah Aulia sibuk belajar? Oh, tentu saja tidak HAHAHAHAHAHA.

**
Oh iya, tanggal 9 Desember nanti, aku bakalan menghadapi UAS ganjil loh yeay aku senang sekali! Dan tau ga aku sekarang sering nyari apaan di Mbah Google? Soal SBMPTN SosHum! HAHAHAHA *plak

Jadi, aku gatau kenapa jadi punya keinginan gede banget kayak gajah untuk mau masuk universitas-universitas tersohor di Indonesia. Yaaa, UI, UGM, ato yang deket gitulah, paling nggak Unair juga udah oke. Aku tanyain sama Ibuku, gimana cara masuk universitas. Jadi, ibuku bilang ada dua jalur, SNMPTN dan SBMPTN. Si SNMPTN ini menggiurkan sekali pemirsah, apalagi ada kakak sepupuku yang masuk salah satu universitas bagus di Indonesia lewat SNMPTN. Ibuku bilang, nilai rapor SMA harus stabil dan konsisten dari semester satu apa berapaaa gitu. Yowes, aku mah woles aja, palingan juga gampang *gaya mode on

Terus aku searching deh di Google dan follow akun soal kuliah-kuliah gitu di Twitter. Tau ga aku nemu apa? Kalo mau masuk lewat SNMPTN, SMA-nya harus punya hubungan sama si universitas.

Dan aku langsung lemes kayak agar-agar baru jadi. Kalo gini caranya mah, berarti aku juga harus bisa masuk SMA yang bagus, dong? Oh, ya pastilah hehe. Pupus sudah harapanku untuk ngelanjutin SMA di sini (sini mana coba yaampun Aulia gaje deh haha). SMA di Malinau mah hubungannya sama universitas mana huhuhu. Padahal, aku maunya sih ga pisah sama 7A-8A,  udah comfort banget sama mereka, tapi ya inilah hidup (?)

Terus, searching lagi. Aku cari SMA unggulan di daerah Jawa Timur dan bertemulah aku dengan Smalabaya. Di situ tertulis siswa-siswinya banyak yang lolos SNMPTN. Mataku terbelalak gitu (naon lebay banget wkwk) dan seketika pengen masuk di Smalabaya. Aku cari lagi, syarat pendaftarannya. NEM minimalnya 34,80 kalo ga salah. Terus aku cengo gitu, berhasil ga ya aku dapet segitu. Bukan apa-apa, Guys, di Malinau angka NEM segitu udah gede (aku seriusan, Aldo yang NEM SDnya 27 komaberapagituakulupa aja udah yang tertinggi sekabupaten). Dan di sinilah aku menyadari bahwa kalau aku mau masuk universitas bagus, ngga dari SMA nyiapinnya. Iya, kalo SMA-nya bagus mah gapapa. Lah aku? Aku harus berjuang dari SMP. Lebay ngga sih? Ngga dong (haiyah ngejawab sendiri haha).

Eh trus aku tadi nulis soal SosHum kan? Jadi, aku kepengen masuk Fakultas Sastra (kan pilihannya ada tiga tuh, so I decide to choose Sastra Indonesia, Inggris, atau Ilmu Komunikasi. Tapi aku udah diwanti-wanti Ibu buat masuk jurusan IPA di SMA. Loh trus hubungannya apa? Ya jelas ada, ternyata si Sastra ini masuk jurusan IPS, pemirsah hahaha. Jadilah aku download macam-macam soal SBMPTN soshum, meski passion aku sebenernya pengen masuk lewat jalur SNMPTN. Jaga-jaga tak ada salahnya kan? Truth is aku pusyiiiiiiing (ditambah y dan i plusplus) sekali ngebaca soal IPS, wedew ini kayak apa ya tapi aku yakin aku bisa meski nanti insyaallah lintas jurusan. Pokoknya, harus masuk IPA! Pokoknya, nanti di kuliah ngambil Fakultas Sastra!

Jadi, sekian curcol ga jelasku ini, aku mau belajar dulu yah, untuk 9 Desember. Semangat!

Aulia A.

Thursday 22 August 2013

Julia & Daun Ginkgo

Hai kalian semua, aku iseng buka and then I realize that blog ini usang banget ya, hahaha ... Post terakhirnya tanggal 16 Juni dan ini sudah akhir Agustus. Wow, tahan sekali diriku tidak internetan selama ini, wkwk.

Ya, cukup dululah basa-basinya. Aku cuma mau promosi buku pertamaku, Julia & Daun Ginkgo di seri Bentang Belia-nya Bentang Pustaka. Aku udah ada foto cover sih, tapi adanya di HP, maaf ya, hehe.

Bukunya kumpulan cerpen dari 7 penulis yang memenangkan lomba menulis cerita fantasi. Cerpenku berjudul A World Without Math. Silakan serbu di toko buku terdekat, yaaa ^^

Saturday 15 June 2013

What A Great Birthday Party!


Holaaa! Finally aku bisa nyentuh blog lagi setelah ditinggal hiatus gegara UKK. Oke, I bring you an amazing story!

Salah satu bestie-ku, Adissa Denaya Dano a.k.a Adissa tuh ultah 15 Juni kemaren. Ternyata, bundanya nelepon pihak sekolah untuk membantu membuat jebakan buat Adissa. Jadi, anak-anak kelas 7Amazing, kelasku tercinta, diminta untuk bantu-bantu juga. Bantu apaan? Ya bantu akting pura-pura gatau apa yang terjadi.

Jadi, skenarionya itu, Pak Narto, guru Matematika paling baik yang pernah kukenal tapi nilaiku gapernah di atas 90 (yaampun, buka kartu, nih. Aulia cian banget gapernah dapet seratus, HAHAHA. Eh, pernah deng. Pas semester satu, bab bilangan bulat, MUAHAHAHA. Oke, abaikan), manggil Adissa ke kantor karena dia harus remedial. KKM Matematika itu 70 dan nilainya di bawah 50. Unexpected plan, sih. Aku diseret Adissa dengan sadis supaya nemenin dia pergi ke kantor. 

Jadi, nyampe kantor, Adissa diceramahin macem-macem. Dan bukan cuma nilai Math Adissa yang gak tuntas, tapi juga IPA dan Bahasa Inggris.
Baca itu baik-baik! BAHASA INGGRIS! GILA!

Aku cuma cengo, gak nyangka kalo rencana penjebakannya sampai sesadis ini. Adissa yang selalu dapat nilai 100 di tiap pertemuan mapel Bahasa Inggris nilainya gak tuntas?!

Adissa mewek di tempat. Tapi dia enggak menangisi Matematika dan IPA, melainkan karena Bahasa Inggrisnya yang kata Pak Narto gak tuntas. Pak Narto hebat banget, tau di mana kelemahan Adissa. Adissa itu bisa down banget kalo dibilangin Bahasa Inggrisnya rendah. Yaiyalah, Bo, Bahasa Inggris mah, gak ada sulit-sulitnya.

Dan perbincangan selanjutnya adalah, Adissa terancam gabisa naik kelas karena ada 3 matpel yang gak tuntas. Dan yang bikin shock itu ya karena Adissa anak kelas A. Di mana-mana juga kelas A kan kelas unggulan—tempat anak-anak berkacamata yang majalah favoritnya adalah buku Fisika tebel dan tontonannya adalah kartun edukasi— berkumpul.

Adissa pamit sama Pak Narto dan sepanjang perjalanan balik ke kelas, dia mewek gaberhenti-berhenti. Mana nyampe kelas pake ada acara banting kursi, lagi. Yusri, cowok paling pendek di kelas lari-lari ke Axel dan Aldo yang lagi anteng internetan menggunakan laptop Weda. Akumah langsung gabung sama mereka berdua karena kayaknya yang dicari di internet itu asyik banget. Dan ternyata Axel dan Aldo membuka fanpage kelas 7A di fb. Sampulnya kece, Bo, aku nampang di situ, hehehe.

“Heh, si Adissa kenapa, tuh? Dia kok, banting kursi sambil nangis?” tanya Yusri pelan.
“Halah, dia itu lagi dikerjain. Hari ini, ‘kan, dia ulang tahun,” jawab Aldo cuek. Matanya nyalang ngeliatin layar laptop, sibuk natap sampul fanpage itu. 

Yusri manggut-manggut doang, mengerti. Gak lama kemudian, Adissa nyariin aku dan bilang dia lagi pengen silet.

“Buat apaan, sih, nyari silet?” tanyaku.

“Mending aku bunuh diri kalo aku gabisa naik kelas,” jawab Adissa dengan nada suara datar. Baca itu baik-baik. Bunuh diri! Gila!

“Heh, jangan ngomong gitu, ah, Dis. Orang bunuh diri itu jaminannya neraka, loh. Mau masuk neraka, kamu?” aku menasihatinya sambil senyum, hampir ketawa. 

“Iyadeh. Bener juga. Yaudah, aku gak jadi bunuh diri,” sahut Adissa santai.
**
Sekitar jam sembilan, Adissa dipanggil lagi ke kantor di mejanya Pak Narto. Aku yang nganter diusir (duh, kata-katanya sadis, haha) Pak Narto, disuruh keluar. Begitu urusan Adissa selese, dia cerita sama aku kalo Pak Narto minta nomor HP bundanya. Katanya sih, ortunya Adissa mau ditelepon, diajak bicara soal nilai Adissa. Padahal mah, ortunya udah janji mau dateng jam sepuluh.

Finally, jam sepuluh dua mobil berhenti di depan sekolah. Gerbang langsung dibuka dan beberapa om-om masuk sambil memanggul kardus-kardus besar. Ternyata, itu adalah makanan yang mau dibagiin sama anak-anak 7A. Wih, bingkisannya kece. Satu anak dapat satu porsi ayam mini KFC. Padahal, di tempat tinggalku gaada KFC, loh. Kayaknya, ayam-ayam itu dipesan dari Tarakan dan dikirim via pesawat. Malinau-Tarakan, mah, cuma 15 menit doang.

Dan saat itulah I’m realizing that how rich Adissa’s parents are, HAHAHA. Satu porsi ayam mini KFC, satu bingkisan yang isinya macem-macem snack, dan satu buah kue blackforest gede yang di atasnya ada tulisan ‘HAPPY BIRTHDAY, ADISSA’ adalah bingkisan buat anak-anak 7A. Kardus-kardus yang isinya adalah barang-barang yang kusebutin tadi dibawa masuk ke kelas. Adissa enggak tau ini semua karena dia dan kedua ortunya ada di kantor. Adissa pasti panas-dingin, tuh, hehe.

Sampe setelah semuanya selesai, beberapa ibu-ibu masuk dan duduk bersama kami. Hm, kutebak sih, mereka semua adalah teman-teman bunda Adissa. Ayahnya Adissa itu tentara dengan pangkat tertinggi di Malinau. So, mereka mungkin diundang. Dan kado-kadonya gede-gede, Bo, bikin iri dan penasaran, “Apa sih, isinya?” wkwkwk ...

Kepala Pak Narto keliatan di jendela. Kelas langsung senyap. Begitu Pak Narto membuka pintu, kepala Adissa nyempil dan keliatan kaget dengan keadaan kelas. Dia langsung meluk bundanya sambil nangis uhuk-uhuk dan itu bikin orang satu kelas ketawa. Kami spontan nyanyiin lagu happy birthday dan PESTA DIMULAI!

Bu Riza— sebagai guru yang dimintai tolong sama bunda Adissa— bertindak sebagai MC acara. Dia minta ada orang yang ngewakilin anak-anak 7A untuk nyampein harapan-harapan buat Adissa kedepannya.

“NAH, KEFAS! AYO BERDIRI! PIDATO, PIDATO!” Anak-anak 7A kompak banget nyuruh Kefas, hahaha. Bukan tanpa alasan, sih. Semua udah tau kalo Kefas suka sama Adissa dan kami paham kalo saat ini bener-bener pas buat si Kefas, HAHAHA.

Bu Riza yang juga guru BK, tempat curhat orang satu sekolah, tau apa yang terjadi dan beliau cuma ketawa. Kefas cuma nunduk dan Adissa nepok jidat, nampak panik dengan keadaan, atau mungkin sama kata-kata yang bakal dilontarin Kefas. Udah satu menit terbuang dan nampaknya Bu Riza paham apa yang dirasain Kefas, sehingga dia meminta Axel sebagai Kepala Suku a.k.a ketua kelas untuk menyampaikan sambutan.

 “Harapan saya buat Adissa adalah semoga makin patuh sama orangtua, blablabla ...”

Maaf ya, sambutannya Axel galengkap, aku lupa, hehehe.

And then, aku disuruh menyampaikan sambutan karena aku adalah sahabat terdekatnya Adissa. Gila, gue gak bisa pidato! :(

“Harapan saya buat Adissa adalah ...” Pokoknya, sambutanku gak beda jauh sama Axel. Selanjutnya, Novia juga dimintai sambutan karena dia adalah teman sebangkunya Adissa. Setelah acara harapan dan doa selesai, Adissa niup lilin dibarengi nyanyian ‘Tiup Lilin’. Setelah itu, Adissa nganterin orang sekelas dengan sepotong kue dan ketika dia nyampe di kursinya Kefas, anak sekelas kompak bersuit-suit =))

Selanjutnya, kami ngelemparin tepung, hahaha. Meski aku bukan yang ultah, tapi aku kecipratan juga. Anak-anak cowok masih duduk anteng sama ayam mereka sambil ngobrol-ngobrol, sedangkan anak-anak cewek udah pada putih semua.

“Eh, lemparin anak-anak cowok, yuk,” ajakku kepada Adissa yang paling putih di antara kami semua. Dia juga udah kayak nenek-nenek karena rambutnya beruban, hahahah.
“Ayo!” Adissa semangat.

Axel, Aldo, Deevryan, Tata udah pada ngacir begitu aku sama Adissa ngejar mereka. Josua yang masih sibuk sama ayamnya juga gak kalah panik.

“Tunggu! TUNGGU BENTAR! AKU NYELAMETIN AYAMKU DULU!” seru Josua sambil memasukkan kotak berisi paket ayam mininya ke dalam tas dan mengikuti langkah sahabat-sahabatnya.

Dan sekarang, Aldo sendirian yang masih gak kena tepung. Teman-temannya ngacir ke WC dan ke depan sekolah di mana tempat sebuah profil tank berdiri keukeuh untuk mencuci badan. Aldo udah terpojok. Di belakang dan samping kirinya adalah tembok dan samping kanan adalah kursi. Dengan leluasa, aku dan Adissa melumuri badannya dengan tepung. Dan yang paling penting, sambil berjinjit karena Aldo lebih tinggi satu sentimeter dariku, aku langsung naburin tepung ke kepalanya.
Aduh!” jeritnya sambil mengibas-ngibaskan rambutnya yang kena tepung. Aku dan Adissa ketawa puas.

“Pulang-pulang, Aldo langsung ada kutunya, tuh, hahaha,” ledekku.
“Hahaha. Bener banget,” sahut Adissa seraya memberikan jempol kepadaku.

Setelah acara lempar tepung selesai, saatnya photo session! Lucu juga ngebayanginnya, soalnya yang dibersihin cuma muka, sedangkan baju masih pada celemotan tepung. But, whatever! Justru itu yang bikin momen ini gabakal terlupakan. Maaf gabisa ngasih foto-foto di photo session karena bahkan aku sendiri belum dikasih, hehe.
Last but not least, HAPPY BIRTHDAY ADISSA! WYATB, DEAR ({})

Thursday 13 June 2013

Unforgettable Moment in UKS!

 Haloooo! Aulia baru balik dari hiatus Ujian Semester Genap! Doakan aku bisa ngalahin temen-temen dan paling enggak dapet peringkat 2, ya. Amiiin O:)

Okesip. Jadi, mulai kemaren itu classmeeting dan tadi pertandingan futsal. Trus, kakinya Aldo berdarah. Trus, dia pincang. Trus, Metha sama Nia ngajak minta kunci UKS ke Bu Helmi. Trus, setelah dibujuk, Aldo mau ke UKS. Trus ....
Aldo: "Mana jarum?"
Metha: "Enggak ada suntikan di sini."
Aldo: "Aku enggak minta suntikan. Aku minta jarum."
Me: "Mana ada jarum di sini."
Aldo: "Kalo gitu, gunting aja."
Me: "Meth, mana gunting?"
Metha: "Enggak ada gunting."
Me: "Nah, enggak ada gunting."
Aldo: "Kalo gitu, benda tajam lainnya ajalah."
Me: "Kakimu kenapa juga?"
Aldo: "Enggak pa-pa. Eh, Meth, ambilin rivanol."
*Metha membuka lemari, trus ngambil rivanol. Deevryan tau-tau dateng.*
Deevryan: "Eh, Do, nih ada alkohol. Tetesin, ya."
Metha: *buru-buru dateng* Heh! Mana boleh ditetesin alkohol!"
Aldo: "Iya, Yan. Tetesin alkohol, trus ambil korek. Trus... Duar! Kakiku meledak. Gitu, 'kan?"
Deevryan & Metha: *ketawa*
Me: ...
 

And then, Metha jadi kayak pembantu aja, disuruh ngambil macem-macem, aku cuma nonton, haha. Jadi, sebenernya Metha niatnya ngajakin aku yang notabenenya suka sama dunia obat-mengobati buat ngobatin Aldo. Tapi, malah dia yang sibuk sendiri sama lukanya. Sampe si Aldo minta benda tajam lagi dan menggeledah lemari. Begitu dapet staples, dia langsung ambil isinya. Ternyata, ada darah beku di kakinya, mau dikeluarin. Pantes dia minta benda tajem dari tadi -__-

Btw, aku kagum loh, sama kemampuannya Aldo. Hm, bukan apa-apa, I think he could be a doctor for himself. Yah, soalnya, secara gitukan dia cowok, trus kalo diliat dari mukanya, kayaknya kurang meyakinkan gitu, HAHAHA *ini capslocknya jebol beneran apa karena iri ya? hm, okeoke abaikan.

Jaid, intinya, contohin nih, cowok pinter satu ini. Be a doctor for yourself! *maksa



Tuesday 9 April 2013

Best Friends

Best friends
Understand when I say forget it
Wait forever when I say just a minute
Stay by my side when I say leave me alone
Listen for hours when I am crying on the phone
Those time we go so crazy, people think we're high
The times we make each other laugh so hard until we cry
Those are the reasons why we're called best friends
**
For Metha Rizky, Theresa Triyessy, Nia Adi, Adissa Denaya, and many more people, thank you for coloring my life with the joy and happiness.

Friday 5 April 2013

Westlife -My Love

An empty street
An empty house
A hole inside my heart
I’m all alone and the rooms are getting smaller
I wonder how, I wonder why
I wonder where they are
The days we had, the songs we sang together
And oh my love
I’m holding on forever
Reaching for a love that seems so far


So I say a little prayer
And hope my dreams will take me there
Where the skies are blue
To see you once again, my love
Overseas from coast to coast
To find the place I love the most
Where the fields are green
To see you once again, my love


I try to read
I go to work
I’m laughing with my friends
But I can’t stop to keep myself from thinking
I wonder how, I wonder why
I wonder where they are
The days we had, the songs we sang together
And oh my love
I’m holding on forever
Reaching for a love that seem so far

So I say a little prayer
And hope my dreams will take me there
Where the skies are blue
To see you once again, my love
Overseas from coast to coast
To find the place I love the most
Where the fields are green
To see you once again, my love

To hold you in my arms
To promise you my love
To tell you from the heart
You’re all I’m thinking of
I’m reaching for a love seem so far ...

So I say a little prayer
And hope my dreams will take me there
Where the skies are blue
To see you once again, my love
Overseas from coast to coast
To find the place I love the most
Where the fields are green
To see you once again, my love

Tolong koreksi ya, kalo ada yang salah ^^

Tuesday 5 March 2013

Renungan Pagi


Kala sang fajar mulai menampakkan dirinya malu-malu

Saat malam berpamitan pada penduduk dunia

Waktu itulah harapan-harapan baru bermunculan

Kala itulah kesempatan kembali diberikan Sang Pencipta

Takkah kau pernah sadari keindahan mentari ketika ia mulai menyingsing?

Tidak pernahkah kaubersyukur ketika kau masih bisa menikmati keelokan pagi?

Aulia Azizah
Senin, 18 Februari 2013, 20.57 Waktu Indonesia Tengah.
Malinau, Kalimantan Timur.

Tentang Seorang Gadis Kecil


Gadis itu termenung, termenung sendiri ditemani setumpuk buku

Matanya melihat pada buku, tapi aku tahu, pikirannya tidak di sana

Angan-angannya terbang, di antara awang-awang biru dan mendarat di sebuah rumah kecil

Ada seseorang yang telah menyita semua perhatiannya di sana

Sambil membaca buku, gadis itu bersenandung,
“Hei, kamu. Apa yang membuatku tidak bisa berhenti memikirkanmu? Ini semua membuatku gila, hanya kau yang bisa membenarkannya.”

Aulia Azizah.
Minggu, 3 Maret 2013 21.38 WITA